Pada dasarnya penelitian ini dilakukan untuk mengamati bentuk-bentuk perubahan penutupan lahan di kawasan Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM) yang terjadi akibat erupsi Gunung Merapi. Seperti yang telah kita ketahui Gunung Merapi merupakan gunungapi aktif dan dalam beberapa dekade terakhir kerap mengalami erupsi baik besar maupun kecil. Ternyata, erupsi yang terjadi secara periodik tersebut selain mengancam flora dan fauna yang ada di dalam kawasan TNGM, juga mengancam terjadinya perubahan penutupan lahan hutan dan keberlangsungan kawasan hutan TNGM sebagai kawasan pelestarian alam. Maka dari itu diperlukan monitoring terhadap perubahan penutupan lahan sebagai dasar pengambilan keputusan dalam pembuatan zonasi TNGM. Penelitian ini menggunakan metode Object Based dan Trajectories Analysis. Metode Object Based digunakan untuk mengintepretasi citra agar diperoleh kelas penutupan lahan pada kawasan TNGM, sedangkan metode Trajectories Analysis digunakan untuk mengetahui pola perubahan penutupan lahan hutan pada kawasan TNGM. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa penutupan lahan hutan TNGM pasca erupsi Merapi tahun 2006 dan 2010 sangat dinamis. Hal ini terbukti dari ditemukannya 8 pola perubahan penutupan lahan. Erupsi Merapi tahun 2006 dan tahun 2010 masing-masing mengakibatkan pengurangan luasan kawasan hutan sebesar 628,2 Ha dan 1.729,84 Ha. Rekomendasi zonasi TNGM jika dilihat dari perubahan penutupan lahan terbagi menjadi Zona Inti, Zona Rimba/Pemanfaatan, Zona Mitigasi/Rehabilitasi, Zona Tradisional, dan Zona Vulkanik.
penulis : Agil Tribowo (Manajemen Hutan 2011)