Desain Model Basis Data Spasial Hutan Pendidikan Wanagama I

Semenjak pengelolaan hutan Wanagama I dilimpahkan ke Fakultas Kehutanan pada tahun 1964, hutan ini memiliki tujuan untuk pendidikan terkait pengelolaan hutan. Pengelolaan hutan yang dimaksud adalah segala kegiatan teknis kehutanan yang dimulai dari pembibitan hingga pemanenan hasil hutan sekaligus terkait pula dengan kondisi sosial masyarakat hutannya serta konservasi satwanya.

Dari tujuan tersebut, hutan pendidikan Wanagama I seharusnya memiliki output yang berbeda dengan kawasan hutan lainnya seperti hutan produksi ataupun hutan konservasi. Sebagai hutan pendidikan seharusnya output yang ingin dicapai adalah ilmu (knowledge) tentang seluruh hal terkait pengelolaan hutan dan sumberdaya manusianya dimana ilmu yang dihasilkan tersebut mampu mencetak sumberdaya manusia (SDM) yang berkualitas terkait pengelolaan hutan.

Wanagama I yang memiliki luas kurang lebih 600 Ha yang terdiri dari 8 petak (Oemi, 1982) ini bisa dibilang sebagai unit pengelolaan yang kecil bila dibanding dengan unit pengelolaan lainnya seperti di Perhutani. Walaupun begitu, Wanagama I ini telah mampu menghasilkan penelitian-penelitian yang cukup banyak dimana dari penelitian tersebut dihasilkan banyak informasi yang mampu menjadi sebuah ilmu yang penting terkait pengelolaan hutan. Apabila hal tersebut tidak dikelola dengan baik maka output yang ingin dicapai pun menjadi sulit dicapai.

Solusi yang bisa dilakukan oleh pihak pengelola Wangama I agar output tersebut bisa dicapai adalah dengan memperbaiki pengelolaan informasi, informasi yang digunakan untuk pengembangan Sistem Informasi Geografis (SIG) dalam rangka manajemen pengetahuan pengelolaan hutan. Hutan dengan pengelolaan yang bertujuan untuk pendidikan ini harus mampu mengelola segala informasi yang terdapat didalamnya dengan baik, ketersediaan data yang lengkap menjadi salah satu syarat yang harus dipenuhi Wanagama I sebagai hutan pendidikan. Ketersediaan data yang lengkap tersebut akan mendukung berkembangnya ilmu (knowledge) pengelolaan hutan secara terus menerus.

Terkait dengan pengembangan pengetahuan pengelolaan hutan, ketersediaan data dan informasi  harus dapat terkelola dengan efektif dan efisien namun kondisi aktual saat ini menunjukkan Wanagama I belum memiliki model tata kelola data dan informasi yang baik. Salah satu model tata kelola informasi yang bisa digunakan adalah basis data spasial dimana data bisa tersimpan secara efektif dan efisien. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk merancang basis data spasial yang mampu mendukung pengelolaan Hutan Pendidikan Wanagama I.

Permodelan basis data spasial menggunakan pendekatan Three Schema Architecture (TSA) yang terdiri dari tahap eksternal, tahap konseptual dan tahap internal. Tahap internal dilakukan dengan mengidentifikasi semua kebutuhan pengguna, tahap konseptual dilakukan dengan proses pembelajaran dan diskusi mengenai data atau masukan yang berasal dari pengguna, tahap internal dilakukan dengan menerjemahkan model data logika ke dalam model basis data spasial.  Selain itu dilakukan pula Gap Analysis untuk mencari tahu kesenjangan yang terjadi antara kondisi aktual dengan model yang telah dibuat.

Hasil dari model yang dibuat menunjukkan model basis data spasial yang dibuat mempersyaratkan adanya klasifikasi landuse dan kodefikasi strata sebagai primary key. Primary key berguna agar tidak terjadi duplikasi data apabila data diolah untuk tujuan lain.   Hasil Gap Analysis  menunjukkan ketakcukupan entitas dan kekuranglancaran arus data yang disebabkan oleh belum terbentuknya manajemen informasi seperti yang ditunjukkan dari Data Flow Diagram (DFD).

Penulis : Andreas Bambang Wicaksono (Manajemen Hutan 2010)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.