Perbandingan Metode Klasifikasi Digital Pada Citra Worldview- 2 Untuk Pemetaan Penutupan Lahan

Teknologi penginderaan jauh berkembang selaras dengan metode pemetaan penutupan lahan. Peta penutupan lahan dapat diperoleh melalui metode klasifikasi digital. Penelitian ini bertujuan membandingkan dua metode klasifikasi digital, yaitu berbasis piksel dan berbasis objek pada citra resolusi tinggi Worldview-2 di Hutan Pendidikan Wanagama I dengan standar klasifikasi penutupan lahan UNFAO dan BSNI untuk mendapatkan peta penutupan lahan terbaik dan faktor yang mempengaruhi akurasi hasil interpretasi.

Penelitian ini menggunakan perpaduan metode non-terestris dan ekstra-terestris. Metode non-terestris digunakan untuk menggambarkan bentuk penutupan lahan berdasarkan klasifikasi digital berbasis piksel dengan algoritma single pass dan berbasis objek dengan algoritma bottom up. Bentuk penutupan lahan yang ada dikelaskan dengan standar klasifikasi penutupan lahan UNFAO dan BSNI. Hasil klasifikasi digital diinterpretasi secara manual. Metode ekstra-terestris digunakan untuk merencanakan sampel dan pengecekan lapangan. Peta penutupan lahan terbaik diuji dengan matriks kesalahan dan uji Kappa. Metode deskripsi kualitatif digunakan untuk menyimpulkan faktor yang mempengaruhi akurasi hasil interpretasi.

Hasil penelitian di Hutan Pendidikan Wanagama I menunjukkan bahwa penutupan lahan berdasarkan UNFAO dan BSNI  menghasilkan 6 kelas dan 8 kelas secara berurutan. Klasifikasi digital berbasis objek dengan standar penutupan lahan BSNI memiliki nilai akurasi keseluruhan dan nilai Kappa tertinggi sebesar: 89,20% dan 86,47%. Faktor yang mempengaruhi akurasi hasil interpretasi dapat dikelaskan berdasarkan sumber kesalahan, yaitu kesalahan sistematis dan kesalahan non-sistematis. Kesalahan sistematis yang teridentifikasi dalam penelitian ini berupa pengalaman interpreter, ketersediaan data, penggunaan metode klasifikasi digital, standar klasifikasi penutupan lahan, dan tingkat kedetilan penutupan lahan yang diharapkan. Sedangkan kesalahan non-sistematis berupa perhitungan jumlah sampel dan penempatan lokasi sampel.

Penulis : Gama Kharalian Deameza (Manajemen Hutan 2011)

Leave a Reply

Your email address will not be published.